Rangkuman Tanda-tanda yang Dinubuatkan

Dalam banyak tulisan sebelumnya, terutama tulisan yang bergenre apokaliptik, saya telah mengulas beberapa nubuat tentang akan hadirnya sosok Penyelamat di akhir zaman. Tapi, dalam tulisan-tulisan tersebut saya tidak mengungkap bahwa ciri-ciri yang disebutkan dalam nubuat tersebut, tampaknya, terlihat ada pada diri saya. 

Awalnya saya pikir, hal itu tidak perlu saya bahas. Lagi pula, saya tidak ingin orang melihat saya sebagai “orang aneh” yang mengklaim hal-hal semacam itu. Tapi, Semesta tampaknya menginginkan lain.

Dalam beberapa kesempatan, saya alami hal seperti “diingatkan” Semesta bahwa, ini bukan tentang “diri saya harus menjaga citra dalam pandangan orang-orang.” Saya diingatkan bahwa, hinaan dan caci-maki adalah hal yang lumrah diterima dalam proses penyampaian pesan. Intinya, saya harus merubah cara pandang, dari “melihat diri” menjadi “melihat peran.”

Begitu pula mengenai gaya bahasa. Bentuk kalimat yang sifatnya masih menuntut orang untuk menafsir maknanya, adalah hal yang semestinya saya hindari agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. 

Beberapa waktu lalu, peringatan mengenai hal ini saya dapatkan. Yaitu ketika tengah beristirahat di sebuah warung kopi setelah selesai sesi lari pagi.

Dari meja tempat saya duduk, terdengar jelas obrolan dua orang anak mahasiswa yang juga sedang ngopi pagi.

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Leave a comment