Jejak 3 Putra dan 16 Cucu Nabi Nuh (Bagian 2)

Dari etimologi nama Melqart menurut abjad Fenesia ini, kita mendapatkan sebutan ‘Qarta’ atau ‘Karta’ yang berarti “kota” – yang kenyataannya pada hari ini nyaris tidak kita temukan digunakan dalam bahasa mana pun di dunia ini.

Etymologi Kartago (Carthage) diidentifikasi berasal dari bahasa Fenesia 𐤒𐤓𐤕-𐤇𐤃𐤔𐤕‎ (qrt-ḥdšt) yang berarti “kota baru”. Jadi, sejauh ini, ahli bahasa dunia mendapatkan kata ‘karta’ yang bermakna “kota” hanya pada bahasa kuno bangsa Fenesia, dan tentu saja, dalam bahasa di Nusantara – yang sampai hari ini dapat kita temukan banyak digunakan sebagai toponim (nama wilayah), seperti Ja-karta, Yogya-karta, Purwa-karta, karta-sura, dan masih banyak lagi.

Bisa dikatakan, pulau Jawa menjadi tempat di muka bumi ini di mana kata ‘karta’ untuk sebutan kota, paling banyak digunakan. Inilah jejak eksistensi MELQART atau “MALAKA QARTA” di Nusantara.

Sementara itu bentuk “malaka” dapat kita temukan pada nama selat malaka dan juga pulau Maluku.

Jadi apakah dengan fakta ini kita bisa menyimpulkan bahwa Iaman (yaman) dan Tarsis sebenarnya berada di Nusantara?

Sebelum memasuki kesimpulan ini, saya ingin menginformasikan kepada pembaca mengenai Bangsa Tirus yang disebut dalam Alkitab Yehezkiel 27, yang oleh para ahli diidentifikasi sebagai bangsa Fenisia.

Dalam Yehezkiel 27 ayat 12 dan 25 terungkap bahwa Tarsis selain berdagang dengan bangsa Fenisia, kapal-kapal mereka juga melayani ekspedisi barang-barang dagangan bangsa Fenisia.

Jadi, ada dua bangsa yakni Tirus dan Tarsis yang menjadi mitra andalan Raja Sulaiman. Bangsa Tirus telah diidentifikasi sebagai bangsa Fenesia oleh para ahli, sementara Tarsis masih menjadi misteri.

Jika pemahaman ini kita bahwa dalam mencermati Catatan Asyur dari masa pemerintahan Esarhadon (681–669 SM), yang berbunyi: “Semua raja dari tanah yang dikelilingi oleh laut – dari negara Iadanana dan Iaman, sejauh Tarsisi (Tarsis) – bersujud di kakiku.” maka, kita dapat melihat kemungkinan bahwa Iaman atau Yaman sangat mungkin adalah bangsa Fenesia.

Dan karena disebut dalam catatan tersebut bahwa Iaman dan Tarsis berada dalam kawasan yang sama “tanah atau negeri yang dikelilingi oleh laut” maka, kita bisa simpulkan Iaman atau Yaman atau Fenesia berada dalam kawasan atau berdekatan letaknya dengan Tarsis.

Dalam artikel “Siapa Sesungguhnya Orang Phoenicia?” sebenarnya telah saya bahas secara rinci hipotesis saya bahwa Bangsa Fenesia (Phoenicia) sesungguhnya berasal dari Nusantara.

Dalam tulisan tersebut saya memberi sanggahan pendapat para ahli yang memberikan hipotesis mengenai letak Tarsis.

Di antara mereka, ada yang menganggap Tarsis sebagai Carthage – Tartessos di Hispania kuno (Semenanjung Iberia) dekat Huelva dan Sevilla hari ini – Sarjana Yahudi-Portugis, Isaac Abarbanel (1447-1508) menggambarkan Tarsis sebagai “kota yang dikenal pada masa awal seperti Kartago dan hari ini disebut Tunis.” 

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Leave a comment