Jejak 3 Putra dan 16 Cucu Nabi Nuh (Bagian 4)

Demikianlah, kata ‘selatan’ yang kita kenal hari ini sebagai salah satu nama arah mata angin, pada dasarnya berasal dari kata ‘selat’ yang mendapat akhiran -an. 

Dan tampaknya, sebutan ‘Cellate’ (bagi orang Portugis), ataupun ‘Saleeters’ (bagi orang Inggris), merujuk pada “Orang-orang Selat”, yakni “orang laut”, atau “orang Bajou” yang memang banyak bermukim di berbagai perairan laut di wilayah Nusantara sejak masa kuno.

Etimologi nama Nusantara pun sebenarnya merujuk pada makna ‘selat’. Nusa= pulau, antara= celah/ berjarak. Jadi, makna harfiah dari ‘nusantara’ adalah: “celah (antara) pulau,” – yang dalam bahasa Indonesia hari ini, laut yang terdapat diantara dua pulau kita sebut sebagai “selat” bukan?

Kaitan Dewa Yama (Sam bin Nuh) dengan Orang Bajo

Kaitan antara Dewa Yama sebagai penguasa arah Selatan, dengan Orang Bajou yang mendapat sebutan “orang selat” di masa kuno, akan kita temukan hubungannya setelah kita menggali beberapa layer (lapisan) lebih dalam terkait jati diri keduanya.

Dalam bahasa Sanskrit, Yama berarti “kembar” atau bisa juga berarti “sama”. [Thomas Egenes. Introduction to Sanskrit – Part 2, 2000: hlm. 132]

Suku Bajo atau Bajau menyebut diri mereka “Orang Sama”. [Adrian B. Lapian. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX, 2009: hlm. 80] Salah satu alasan yang muncul diberikan atas asal usul nama “sama” tersebut, adalah bahwa mereka percaya merupakan keturunan dari Sam bin Nuh.

Kepercayaan mereka ini identik dengan yang dimiliki bangsa laut Phoenicia yang menjadikan Melqart (salah satu bentuk personifikasi Sam bin Nuh) sebagai dewa pelindung, dan juga bangsa Yaman, yang bentuk etimologinya berasal dari bentuk Phoenicia ‘YMNT,’ yang berarti “Selatan.”

etimologi Yaman (dokpri)

etimologi Yaman (dokpri)

Keberadaan huruf n di akhir kata “yaman” dapat diduga membentuk makna “orang-orang” atau “bangsa”. Ini persis sama dengan yang kita jumpai pada kata “Indian” (bangsa India), ataupun “Indonesian” (bangsa Indonesia). Jadi, “Yaman” selain bermakna “selatan,” juga bermakna: orang-orang Yama atau Bangsa Yama – yang berasal dari selatan.

Kedudukan Yama sebagai penguasa wilayah selatan (dunia bawah, atau alam kematian) – yang nampaknya menjadikan Pulau Jawa (sunda ) sebagai pusatnya – memiliki korelasi yang kuat dengan sejarah kuno wilayah Yaman di semenanjung Arab Selatan. Ini memberi gambaran kepada kita bahwa telah terjadi migrasi di masa kuno, dari Nusantara (khususnya dari Jawa) ke semenajung Arab Bagian selatan.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa; bangsa laut Bajo yang kita temui di masa sekarang adalah turunan bangsa laut Phoenicia yang dikenal di masa kuno. Mereka sama-sama menganggap sebagai keturunan Sam bin Nuh, dan bahwa pulau Jawa atau dataran Sunda atau dataran kedu (atau ‘kidul’) yang berarti selatan, adalah pusat wilayah Sam bin Nuh di masa kuno.

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Leave a comment