Misteri di balik “Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, dan Hijr Ismail” di Ka’bah

Konfigurasi tata letak Ka’bah

Sesungguhnya, garis besar kesejarahan umat manusia telah disimbolisasi nabi Ibrahim dan nabi Ismail pada konfigurasi tata letak Ka’bah.

Mereka meletakkan posisi hajar aswad dan garis awal tawaf di sisi timur laut, maqam Ibrahim di sisi utara, dan hijr Ismail di sisi barat ka’bah – tidaklah tanpa ada maksud tertentu. Tentu saja semua itu ada maksud dan tujuannya.

Hanya saja memang, mengungkap makna filosofis di balik kesemua susunan itu menuntut kreatifitas penalaran, terutama karena kesemua hal yang tersusun itu merupakan bentuk-bentuk simbolik/ perumpamaan.

Hajar Aswad dan titik awal tawaf di sisi Timur Laut Ka’bah

Seperti yg telah saya ulas dalam tulisan “Rahasia Kuno yg Terpendam di Gunung Latimojong” – peletakan hajar aswad dan titik awal tawaf di sisi timur laut Ka’bah merepresentasi “sisi timur laut” sebagai titik awal segala sesuatu dalam peradaban umat manusia.

Maqam Ibrahim di sisi Utara Ka’bah

Sementara itu dalam tulisan “Fakta yang Menguatkan Dugaan Dewa Brahma Sebagai Personifikasi Nabi Ibrahim” – saya membahas bahwa sisi utara Ka’bah tempat Maqam Ibrahim berada, merepresentasi bahwa di “utara” merupakan tempat di mana Ibrahim pernah memijakkan kakinya.

Untuk mengetahui di mana wilayah utara yang dimaksud, diperlukan peninjauannya menggunakan konsep interpretasi “posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin”. Dengan metode ini, arah utara yg maksud merujuk pada wilayah benggala yang tepat berada di garis bujur 90 derajat.

Mengenai jejak Nabi Ibrahim di wilayah benggala (bangladesh) telah banyak saya bahas dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Link tulisan tersebut saya rangkum dalam artikel ini “Fakta yang Menguatkan Dugaan Dewa Brahma Sebagai Personifikasi Nabi Ibrahim“.