Temuan Jejak (Terkini) Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran

Kesamaan Sebagai Pengguna Candu 

Jika kita cermati nama puncak hari raya kaum Rass yang disebut Isfandr, ada kemungkinan makna nama tersebut merujuk pada tumbuhan berbahasa latin “Peganum harmala ” yang dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan “espand” atau “ispand”, yaitu tanaman herbal yang mengandung zat halusinogen,  sehingga pada masa lalu dapat dijual bagi penggunaan narkoba. 

Telah diurai pula pada bagian awal jika nama isfand merupakan bagian dari dua belas nama desa kaum Rass (yakni: Oban, Odzar, Die, Bahman, Isfand, Farwadin, Ordi Bahsyt, Khordad, Murdad, Tiir, Mihr, dan Syahriwar) yang kemudian diadopsi bangsa Persia sebagai nama-nama bulan dalam sistem penanggalan mereka.

Jika puncak perayaan tahunan kaum Rass disebut ‘isfandir’ maka ada kemungkinan jika dalampuncak perayaan tersebut terdapat kegiatan penggunaan tanaman isfand atau sejenisnya yang menimbulkan halusinasi. Hal ini pun rupanya dapat pula kita temukan pada kebiasaan etnis Akha. 

Suku Akha terkenal sebagai suku bukit dengan tingkat kecanduan opium yang sangat tinggi. Bahkan, sebagai suku perambah hutan, dalam membuka lokasi baru, selain memilih lokasi yang berada di ketinggian, lokasi yang dipilih itu harus pula berhutan, mendukung penanaman padi, jagung, dan poppy (tanaman opium), dan harus ada padang rumput untuk sapi.

Menurut pengacara hak asasi manusia internasional Jonathan Levy…

“Akha diidentifikasikan dengan para penanam opium yang hingga saat ini mendominasi bagian” Segitiga Emas “di Thailand. Thailand telah mengambil langkah-langkah untuk memberantas penanaman opium dengan menempatkan kembali Akha ke desa-desa permanen. Namun, teknik opium maupun teknik pertanian yang sudah lama tertanam adalah kunci bagi budaya Akha yang kompleks. 

Sementara penanaman opium tradisional telah ditekan, Heroin olahan, Crystal meth (the latest scourge), dan metamfetamin, tersedia secara bebas dari Burma. Dengan demikian Akha telah menjadi petani miskin dan dalam banyak kasus adalah sebagai pecandu narkotika. Ketika Akha dimukimkan kembali, mereka bersentuhan dengan budaya Thai arus utama, banyak wanita Akha tertarik pada uang industri seks yang “mudah” (Levy, Jonathan. “The Akha and Modernization; A Quasi Legal Perspective” )

Orang Akha dengan pipa opium (sumber: wikipedia.org)
Orang Akha dengan pipa opium (sumber: wikipedia.org)

Kebiasaan Prostitusi Sebagai Gambaran Tingkat Moralitas  yang Rendah

Ada banyak kasus prostitusi di bawah umur di Thailand yang melibatkan orang Akha.

 William Branigin menulis di Washington Post artikel berjudul “Children for sale in Thailand”, yang bercerita tentang Mii Chuu yang masih berusia 12 tahun ketika ayah tirinya, seorang pecandu opium, menjualnya ke pelacuran. Dia dibawa dari desanya di wilayah suku bukit Akha di Burma menuju rumah bordil di kota Chiang Rai, setelah ayah tirinya dibayar $ 192. Dia terpaksa berhubungan seks dengan tiga pria di hari pertamanya. ” [Sumber: William Branigin, “Children for sale in Thailand” Washington Post, 28 Desember 1993]

Ada pula cerita, Satu keluarga Akha ditawari televisi seharga $ 400 dan ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat membayarnya, seorang pedagang anak muncul yang bersedia meminjamkan $ 1.600 kepada keluarga tersebut dengan imbalan “putri kecil mereka yang sangat cantik.”

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

One thought on “Temuan Jejak (Terkini) Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran”

Leave a comment