Temuan Jejak (Terkini) Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran

Dalam hal ini, saya cukup yakin jika teori yang saya ajukan untuk hal ini memiliki landasan yang lebih kuat dari itu semua.

Dalam pandangan saya, besar kemungkinan “Ka-desh” berasal dari bahasa India yang berarti  “Sebuah Negara”. Yang dalam bahasa Bengali pun juga dapat diartikan sebagai “Sebuah Negara”. Atau bisa juga ditinjau dalam bentuk lain dari bahasa India; “Gae Desh” yang  kurang lebih artinya “Negara yang hilang”.

Menerjemahkan nama Kadesh sebagai berasal dari bahasa India atau pun Bengali, bersenyawa dengan bentuk hipotesis bahwa orang-orang Madyan ini berasal dari wilayah teluk Benggala pada mulanya.

Begitu juga profil mereka yang disebut di dalam Al Quran sebagai kaum pedagang, sesuai dengan toponim “pasar negeri tengah” (Madhyanagar Bazar) yang teridentifikasi sebagai kampung halaman mereka, yang dapat diduga kuat merupakan pusat perdagangan di masa kuno – melayani pedagang dari wilayah timur dan maupun barat.

Demikianlah, betapa cerita perjalanan orang-orang Midian atau Madyan ini sungguh berliku dalam skenario dan pada rentang waktu yang sangat panjang.

Ketika mereka bersama nabi Syuaib eksodus karena kampung halaman mereka terkena azab, cukup lama mereka terlunta-lunta berbaur dengan banyak kaum di timur tengah, hingga pada akhirnya bisa memiliki wilayah sendiri. Yang kemudian mereka beri nama “ka-desh” yang berarti “negara yang hilang” – untuk menyatakan bahwa mereka akhirnya dapat menemukan kembali “negeri mereka yang hilang”.

William J. Dumbrell dalam bukunya Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From? (2003: 34) menyebut orang Midian sebagai orang yang tidak jelas, membingungkan, dikarenakan terkait dengan banyak kelompok masyarakat pada masa itu, terlebih karena sepak terjang mereka yang banyak terlibat dalam pergumulan politik dan perebutan kekuasaan yang terjadi di antara penguasa-penguasa kawasan Timur Dekat pada saat itu.

Pernyataan William J. Dumbrell tersebut menyiratkan pemikiran bagi saya bahwa kondisi semacam itu umumnya hanya terjadi pada orang-orang pendatang atau semacam kaum pengungsi. Tindakan seperti itu bisa dikatakan upaya mereka meleburkan diri atau memberdayakan dirinya di tempat yang baru.

Demikianlah, peliknya upaya para ahli selama ini dalam mengidentifikasi asal usul orang Midian atau Madyan dalam pandangan saya lebih karena selama ini nama tersebut hanya ditinjau sebagai berasal dari nama Madyan bin Ibrahim saja, tidak ada upaya dalam bentuk lain dalam menganalisa asal usul nama  tersebut.

Bentuk telaah alternatif yang saya ajukan dalam tulisan ini bisa dikatakan merupakan terobosan baru yang menjanjikan. Terutama terkait teori konsep pembagian waktu di masa kuno yang secara umum bisa dikatakan telah memperkenalkan suatu bentuk arah berpikir, konsep, atau gagasan di dalam alam pikiran orang di masa kuno dalam menata peradabannya.

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

One thought on “Temuan Jejak (Terkini) Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran”

Leave a comment