Fakta Ratu Sima sebagai Penguasa Dunia yang Diramalkan Sang Buddha

Ada yang menyebutkan Sima adalah putri seorang pendeta di wilayah kerajaan Sriwijaya. Dilahirkan pada tahun 611 M di sekitar wilayah yang disebut banyuasin. Yang ketika beranjak dewasa kemudian menyeberangi laut jawa, melewati pantai utara jepara, hingga menetap di daerah yang dikenal sebagai wilayah Adi Hyang (Leluhur Agung), atau dieng sekarang. Ada juga pendapat lain yang menduga bahwa Ratu Shima berasal dari kerajaan Kalingga di India.

Dalam pandangan saya, hal yang perlu mendapat perhatian khusus terkait kronik Cina tentang Ratu Sima, adalah mengenai Pengangkatan Sima sebagai raja oleh rakyat kerajaan Holing. Ini mesti dipandang sebagai suatu hal yang unik, karena umumnya seorang raja diangkat berdasarkan pewarisan tahta secara turun temurun.

Namun yang menarik karena kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di kedatuan Luwu dan terekam dalam banyak catatan Lontara. Pada saat itu, yang diangkat pun juga seorang perempuan, dan namanya bisa dikatakan memiliki kesamaan dengan Sima, yaitu simapurusiang (pada hari ini orang-orang di Sulawesi selatan biasanya menyebut datu simpurusiang).

Terlebih lagi dalam catatan Lontara,  Simapurusiang biasa juga disebut sebagai “Datu Cina”, gelar lengkapnya:  Simapurusiang Manurungnge Ri Lompo Datu Cina.

Dalam berbagai catatan lontara, juga dikisahkan bahwa Simpurusiang adalah sosok to manurung yang tidak diketahui asal muasalnya. Sosoknya yang kharismatik serta berilmu Pengetahuan menjadi pilihan alternatif sebagai pemimpin utama bagi sekalian anang (rumpun keluarga, atau bisa juga kerajaan-kerajaan kecil di tana Luwu dan sekitarnya) yang pada akhirnya lelah juga saling berperang.

Situasi pengangkatan Simpurusiang sebagai Datu di Luwu yang dideklarasi para bangsawan yang memimpin masing-masing anang dapat dikatakan sebagai hasil pertimbangan primus inter pares (yang utama dari yang sederajat). Bahwa para bangsawasan tersebut melihat simpurusiang pada dasarnya merupakan bangsawan yang sederajat dengan mereka. Penampilan Simpurusiang yang kharismatik dan berilmu pengetahuan merupakan keunggulan tersendiri yang kemudian pada akhirnya menjadi pertimbangan utama untuk mengangkatnya sebagai pemimpin.

Situasi pengangkatan simpurusiang sebagai datu Luwu yang berasaskan primus inter pares, identik dengan pandangan Herman Kulke terhadap pengangkatan Ratu Sima di kerajaan holing yang menurutnya berasaskan primus inter pares juga. Karena sesungguhnya yang mendeklarasi Sima sebagai raja Holing atau She po, adalah para bangsawan penguasa 28 kerajaan kecil yang berada disekitarnya.

Hal ini sebagaimana yang dikutip W. P. Groeneveldt dalam Historical Notes : Di sekeliling She-po [holing] ada 28 kerajaan kecil, dan tidak ada diantaranya yang tidak tunduk. Ada 32 pejabat tinggi kerajaan, dan yang terutama di antara mereka ialah ta-tso-kan-hsiung (W. P. Groeneveldt, Historical Notes, hlm. 12-15).

Author: fadlybahari

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

One thought on “Fakta Ratu Sima sebagai Penguasa Dunia yang Diramalkan Sang Buddha”

Leave a comment